Mengendalikan Diri dalam Penggunaan Teknologi Digital

Penulis: Prof. Dr. Muhaemin (Direktur Pascasarjana IAIN Palopo)

Saat ini kita berada di era digital. Teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Saat ini sebagian besar masyarakat menggunakan teknologi berupa handphone, laptop, dan internet.

Dari 278.696.200 jiwa penduduk Indonesia tahun 2023, berdasarkan hasil survei penetrasi internet Indonesia 2024 yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia menyentuh angka 79,5%. Teknologi seakan-akan menjadi kebutuhan primer bagi seseorang. Hampir semua kegiatan saat ini dilakukan secara online, mulai dari transaksi keuangan (jual beli) hingga pembelajaran di sekolah. Bahkan sekarang ini, pengajian secara online juga dapat diakses dari mana saja.

Teknologi bila digunakan secara tepat akan membawa banyak manfaat. Beberapa contoh dalam kaitannya dengan ibadah, misalnya:

1. Memanfaatkan teknologi untuk mengetahui waktu ibadah (mengetahui masuknya waktu salat, mengetahui waktu sahur, imsak, dan berbuka secara tepat).
2. Memanfaatkan teknologi untuk mengingatkan ibadah (alarm untuk tahajud).
3. Membantu menghilangkan keraguan dalam ibadah (aplikasi kiblat).
4. Teknologi untuk mengetahui dan mengkaji Al-Qur’an (misalnya aplikasi Al-Qur’an Kemenag).
5. Teknologi dapat membantu mendengar ceramah/khutbah, misalnya menonton channel Masjid Istiqlal.
6. Dalam handphone ada aplikasi menghitung zakat.
7. Dengan handphone, kita dapat menyalurkan donasi ke berbagai lembaga yang terdata.

Pertanyaannya kemudian, bagaimana agar teknologi ini dipakai sebagai alat mendekatkan diri kepada Allah Swt.?

Yang paling utama adalah kontrol diri, mampu menahan diri untuk menggunakan teknologi secara bijak. Kita harus memahami bahwa semua perbuatan kita diawasi oleh Allah Swt.

Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 16-18).

Sahabat Ibnu ‘Abbas RA (sahabat yang ahli tafsir Al-Qur’an) mengatakan:

“Yang dicatat adalah setiap perkataan yang baik atau buruk. Sampai pula perkataan ‘aku makan, aku minum, aku pergi, aku datang, sampai aku melihat’, semuanya dicatat. Ketika hari Kamis, perkataan dan amalan tersebut akan dihadapkan kepada Allah.” (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 13: 187).

Bila dikaitkan dengan handphone, maka apa yang kita posting, apa yang kita komentari, apa yang kita bagikan, apa yang kita tonton, dan apa yang kita unduh semuanya tidak luput dari pengawasan Allah Swt.

Tips Menggunakan Teknologi dengan Bijak

1. Gunakan teknologi untuk hal yang bermanfaat saja.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:

  مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيهِ

   “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976). Hadis ini shahih.

2. Gunakan waktu secara bijak, jangan begadang. Ingat, kesehatan adalah modal utama dalam semua kegiatan.
3. Jangan boros dalam penggunaan biaya untuk teknologi. Hindari perbuatan mubazir.
4. Gunakan teknologi untuk hal yang bernilai amal jariah, seperti konten edukasi.
5. Teknologi boleh digunakan dalam konteks hiburan, asalkan tidak berlebihan dan tidak melanggar syariat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini