Gepeng Masih Marak di Palopo, Pemkot Diminta Lakukan Penanganan Serius!

Gie

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – Aktivitas gelandangan dan pengemis (gepeng) serta anak jalanan kembali terlihat di sejumlah titik keramaian Kota Palopo. Salah satunya terpantau di persimpangan lampu merah, jalan Andi Djemma, yang menjadi lokasi favorit mereka untuk beraksi.

Pantauan Indeks Media pada Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 11.07 Wita, beberapa anak jalanan terlihat aktif meminta uang kepada pengguna jalan.

Tak hanya meminta-minta, sejumlah anak juga tampak berjualan tisu sebagai bentuk upaya memperoleh penghasilan. Aktivitas ini dinilai mengganggu kenyamanan pengguna jalan dan berpotensi membahayakan keselamatan anak-anak tersebut.

Foto gepeng di Palopo (dok. Indeks Media)

Sejumlah pengendara mengeluhkan keberadaan anak jalanan yang kerap mendekati kendaraan saat berhenti di lampu merah. Salah satu pengendara, Rudi, mengaku merasa terganggu dengan perilaku mereka.

“Kadang mereka tiba-tiba mendekat ke kaca mobil saat lampu merah. Kalau tidak hati-hati, bisa bikin kaget dan itu membahayakan mereka,” ujarnya.

Rudi, yang setiap hari melintas di persimpangan tersebut, menilai bahwa keberadaan anak jalanan bukanlah hal baru. Ia menyebut kondisi itu seolah dibiarkan tanpa penanganan yang jelas.

“Saya tiap hari lewat sini dan hampir selalu ada anak-anak itu. Sepertinya belum ada penanganan serius,” katanya.

Ia berharap pemerintah, khususnya Dinas Sosial, tidak hanya melakukan penertiban sesaat, tetapi juga memberikan solusi jangka panjang bagi anak-anak jalanan tersebut.

“Harusnya ada pendekatan dari Dinas Sosial, bukan cuma ditertibkan lalu dibiarkan muncul lagi. Kasihan juga anak-anaknya,” tutur Rudi.

Hingga kini, belum terlihat adanya penindakan dari instansi terkait untuk menertibkan para gepeng dan anak jalanan di lokasi tersebut.

Sebelemunya, Dinas Sosial Kota Palopo mengungkapkan bahwa maraknya aktivitas anak jalanan dan pengemis (gepeng) di kota tersebut didorong oleh faktor ekonomi. Hal itu terungkap setelah dilakukan pendataan di lapangan dan menindaklanjuti laporan dari masyarakat.

“Setelah kita inventarisir di lapangan dan tindaklanjut laporan dari masyarakat kita menemukan bahwa sebenarnya mereka melakukan kegiatan ini karena yang pertama mungkin faktor ekonomi,” kata Kepala Dinas Sosial Palopo, Zulkifli Halid, Senin (21/4/2025).

Ia menambahkan, faktor kebutuhan hidup juga menjadi alasan lain. Setelah ditemukan di lapangan, para gepeng ini biasanya dikembalikan ke rumah masing-masing, disertai edukasi kepada orang tuanya.

“Yang kedua barangkali kebutuhan hidup. Setelah kita temukan, kita antar ke rumahnya dan setelah itu kita berikan edukasi ke orang tuanya,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!