Soal Mutasi di Pemkab Luwu, FP2KEL Ingatkan Jangan Pakai Pejabat Tidak Berintegrasi
LUWU, INDEKSMEDIA.ID – Setelah dilantik pada 20 Februari 2025 lalu, Bupati Luwu H Patahudding, S.Ag dan Wakil Bupati Luwu Muhammad Dhevy Bijak Pawindu, yang dikenal dengan sebutan Pata-Dhevy, kini dihadapkan pada tantangan besar dalam menjalankan roda pemerintahan di Kabupaten Luwu.
Salah satu misi utama mereka adalah mewujudkan visi dan misi pembangunan daerah, serta mengangkat Kabupaten Luwu dari posisi ketiga termiskin di Sulawesi Selatan.
Koordinator Forum Pemuda Pemantau Kinerja Eksekutif dan Legislatif (FP2KEL), Ismail Ishak, menyampaikan harapannya kepada pasangan Bupati dan Wakil Bupati Luwu agar dapat mewujudkan perubahan signifikan di Luwu.
Menurut Ismail, untuk mencapai tujuan tersebut, Pata-Dhevy harus memimpin dengan prinsip pemerintahan yang bersih (clean governance).
Salah satu indikatornya adalah penggunaan aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki integritas tinggi dan tidak terjerat oleh praktek KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme).
“Kabupaten Luwu ini terpuruk di pemerintahan masa lalu, salah satu sebabnya adalah adanya oknum pejabat OPD yang tidak berintegritas, tidak memahami tugas pokok dan fungsi (Tupoksi), hanya mementingkan kepentingan pribadi dan golongan, serta terlibat dalam politik praktis yang sangat jauh dari tujuan kinerja. Pejabat seperti ini jangan sampai digunakan lagi di pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Pata-Dhevy,” kata Ismail Ishak.
Ismail juga mengingatkan pentingnya penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), yang dengan tegas melarang ASN terlibat dalam politik praktis.
Namun, meskipun ada regulasi yang melarangnya, Ismail mencatat bahwa dalam praktik birokrasi sering ditemukan ASN yang justru terjebak dalam pikiran politik praktis yang sangat merusak stabilitas dan kinerja pemerintahan.
“Sebagai pemimpin, kami yakin Bupati Luwu dan Wakil Bupati Pata-Dhevy dapat membedakan antara ASN yang loyal, memiliki integritas dalam bekerja, dan mereka yang terlibat dalam praktik politik pragmatis yang merugikan pembangunan daerah,” tegas Ismail.
Untuk itu, ia berharap besar pada pasangan Pata-Dhevy untuk membawa Kabupaten Luwu ke arah yang lebih baik, dengan memperbaiki kinerja pemerintahan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta mengurangi ketimpangan ekonomi yang selama ini menjadi masalah utama di daerah tersebut. (*)
Tinggalkan Balasan