Menelusuri Sejarah Masjid Jami Tua Palopo, Saksi Penyebaran Islam di Sulawesi

Gie

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – Masjid Jami Tua yang terletak di jantung Kota Palopo merupakan salah satu masjid tertua di Sulawesi Selatan. Masjid ini telah berusia 421 tahun dan menjadi saksi sejarah penyebaran Islam di Pulau Sulawesi, khususnya di Kedatuan Luwu.

Masjid ini dibangun pada tahun 1604 Masehi, setahun setelah Islam masuk ke jazirah Sulawesi, tepatnya di Luwu pada 1603 Masehi. Keberadaannya tidak terlepas dari peran Kedatuan Luwu ke-16 yang saat itu dipimpin oleh La Patiware alias Pati Pasaung.

Keunikan Masjid Jami Tua Palopo terlihat dari akulturasi budaya yang kuat dalam arsitekturnya. Bangunannya mengadopsi unsur lokal Bugis, Jawa, dan Tionghoa.

Pada bagian atap, masjid ini menyerupai rumah Joglo khas Jawa dengan bentuk piramida bertingkat tiga. Sementara itu, ornamen di bagian depan masjid memiliki kemiripan dengan arsitektur Tionghoa.

Dinding masjid terbuat dari batu alam yang direkatkan dengan campuran putih telur dan kapur sirih, tanpa menggunakan besi sebagai perekat. Metode ini membuat struktur bangunan tetap kokoh meski telah berusia lebih dari empat abad.

Tiang utama masjid juga menjadi daya tarik tersendiri. Terbuat dari kayu cina duri, tiang utama ini memiliki diameter sekitar 90 cm dengan tinggi mencapai 8,5 meter. Tiang tersebut disambungkan dengan tiang penyangga menggunakan pasak kayu tanpa paku. Empat tiang penyangga yang mengelilinginya melambangkan jumlah rakaat shalat dalam Islam.

Ilham, salah satu pengurus Masjid Jami Tua Palopo, mengungkapkan bahwa masjid ini dirancang oleh arsitek bernama Fung Mante dari Tiongkok.

“Masjid ini dibangun pada tahun 1604 oleh Fung Mante dengan arsitektur yang unik. Salah satu ciri khasnya adalah penggunaan putih telur dan kapur sirih sebagai perekat batu cadas,” ujar Ilham.

Ilham juga menjelaskan bahwa unsur budaya Bugis, Jawa, dan Tionghoa sangat terasa dalam arsitektur masjid ini.

“Akulturasi budaya sangat terlihat dalam bangunan masjid. Atapnya seperti rumah Joglo khas Jawa, ukiran depannya mirip bangunan Tionghoa, dan ada nuansa Bugis yang melekat,” tambahnya.

Ramai Dikunjungi Jemaah, Terutama di Bulan Ramadan

Masjid Jami Tua Palopo menjadi salah satu destinasi religi yang sering dikunjungi wisatawan, terutama saat bulan Ramadan. Selain beribadah, banyak pengunjung yang datang untuk berziarah dan mengenal sejarah Islam di Sulawesi Selatan.

Setiap malam selama bulan suci, masjid ini selalu dipenuhi jemaah yang melaksanakan shalat tarawih. Bahkan, jamaah sering meluber hingga ke area jalan Trans Sulawesi.

Masjid ini bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol kejayaan Islam di masa Kedatuan Luwu. Keberadaannya menjadi bukti penting perkembangan Islam di Sulawesi Selatan sejak abad ke-16.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini