Sosok Andi Maradang Mackulau Opu To Bau, Pewaris Marwah Kedatuan Luwu

LUWU, INDEKSMEDIA.ID – Dalam lintasan sejarah panjang Kedatuan Luwu yang telah menapaki jejak peradaban selama berabad-abad di jazirah Sulawesi Selatan, sosok Andi Maradang Mackulau Opu To Bau tampil sebagai figur sentral yang melanjutkan estafet kepemimpinan adat dan budaya.

Andi Maradang Mackulau Opu To Bau dinobatkan sebagai Datu Luwu ke 40 pada Desember 2012.

Ia menggantikan sang kakak, Andi Luwu Opu Daengna Patiware Petta Mattinroe Ri Alebirenna.

Andi Maradang lahir di Ujung Pandang (Makassar) pada 17 Desember 1957. Ia membawa garis keturunan bangsawan yang kental dengan sejarah perjuangan bangsa.

Andi Maradang merupakan cucu langsung dari Andi Djemma, Datu Luwu sekaligus Pahlawan Nasional Republik Indonesia, yang dikenal atas perannya mempertahankan kemerdekaan dan meneguhkan integritas NKRI di masa-masa genting pasca-kemerdekaan.

Andi Maradang menempuh pendidikan tinggi di Institut Pariwisata Indonesia Yogyakarta dan Universitas Islam Indonesia (UII). Ia juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan sejak usia muda.

Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Luwu-Sulsel serta Ketua Bidang Kemasyarakatan dan Pemuda Wira Karya Indonesia dalam SOKSI Cabang Yogyakarta.

Pengalaman organisasi yang besar tersebut, menjadi fondasi awal kepemimpinan yang berpihak pada pemberdayaan dan pelestarian budaya.

Di dunia profesional, rekam jejak Andi Maradang juga mengesankan, Ia pernah menduduki posisi strategis sebagai Vice President PT Medco E&P Indonesia, perusahaan energi nasional yang memiliki peran penting dalam pengembangan industri migas di Indonesia.

Lewat pengalaman tersebut menjadikan modal kuat dalam menjalankan roda kepemimpinan adat Luwu yang terintegrasi dengan pemahaman dunia modern.

Sebagai pemimpin adat, Datu Andi Maradang dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan.

Sejak awal kepemimpinannya, ia dengan tegas menyuarakan bahwa Kedatuan Luwu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari NKRI sejak tahun 1946. Setiap langkah dan kebijakan adat yang dijalankan senantiasa diarahkan untuk memperkuat persatuan dan keutuhan bangsa.

Tak hanya itu, ia juga aktif mendorong pembentukan Provinsi Tana Luwu, sebagai bentuk pengakuan terhadap sejarah dan identitas masyarakat Luwu Raya.

Bagi Datu Maradang, perjuangan ini bukan sekadar urusan administratif, melainkan langkah simbolik untuk mengangkat kembali nilai-nilai warisan leluhur dalam kerangka negara modern.

Dalam kehidupan pribadi, Datu Luwu ke-40 ini menikah dengan Lina Widyastuti, yang kini bergelar Permaisuri Kedatuan Luwu.

Darai pernikahannya, mereka dikaruniai lima orang anak, yang turut menjadi bagian penting dalam menjaga keberlanjutan nilai-nilai adat, budaya, dan kehormatan Kedatuan.

Kini, di tengah arus globalisasi dan perubahan zaman, Datu Andi Maradang Mackulau Opu To Bau menjadi simbol kepemimpinan lokal yang visioner, moderat, dan berakar kuat pada budaya.

Di bawah kepemimpinannya, Kedatuan Luwu tak hanya bertahan, tetapi berkembang sebagai benteng moral dan identitas masyarakat, sekaligus mitra strategis dalam pembangunan daerah dan nasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!