Bencana di Palopo, Ketua YBS: Ini Tanggung jawab Bersama

USAI Diskusi multipihak akhir tahun 2025, narasumber dan peserta sempatkan foto bersama di Aula Rujab Walikota Palopo , Sabtu (20/12/2025)

PALOPO,INDEKSMEDIA.ID – Diskusi multipihak akhir tahun 2025 bertajuk “Potensi Ancaman Bencana Ekologis Mengintai Kota Palopo” yang digelar di Aula Rujab Walikota Palopo berhasil berjalan sesuai harapan dan mampu mengakomodasi masukan dari berbagai pihak.

Hal itu disampaikan koordinator acara sekaligus Ketua Yayasan Bumi Sawerigading (YBS), Abdul Malik Saleh, sesudah acara pada Jumat (19/12/2025).

Acara yang bertujuan membahas kemaslahatan masyarakat Kota Palopo dan Tanah Luwu secara luas ini dilatarbelakangi oleh fenomena banjir dan longsor yang semakin sering terjadi selama 3 tahun terakhir.

Bahkan dalam sebulan saja, pernah tercatat 3 kejadian longsor berturut-turut dan 2 kali banjir, yang membuat bencana menjadi perhatian utama semua pihak.

“Dasar kita membuat acara ini adalah agar semua pihak bisa membangun kesepahaman, bersinergi, dan berkolaborasi. Tidak ada lagi pemikiran ‘ini urusan BPBD, itu urusan lain, semua punya keterlibatan dan empati untuk berpikir bersama. Atau dalam artian ini tanggung jawab bersama,” ujar Abdul Malik Saleh.

Selain membangun forum komunikasi, acara juga ditujukan untuk menyusun rencana strategis berupa aksi-aksi, termasuk penanganan ekologis yang akan dibebankan secara bersama. Menurutnya, dukungan dari pemerintah sangat terasa meskipun awalnya sulit bertemu dengan Walikota Palopo karena kesibukan, Pemerintah Kota melalui Setda akhirnya mengambil alih mengundang peserta karena menganggap acara ini sangat penting.

Hadir dalam acara tersebut berbagai pihak, antara lain tokoh masyarakat, organisasi pencinta alam, kemahasiswaan, akademisi, dan beberapa Organisasi Masyarakat (ormas).

Narasumber dari kalangan akademisi dan peneliti juga hadir untuk menyampaikan data berdasarkan kajian ilmiah, sehingga pembicaraan tidak hanya berbasis asumsi.

Selama diskusi, pihak non-pemerintah menginginkan solusi yang tepat dan cepat untuk penanganan banjir. Meskipun ada pembicaraan tentang keterbatasan anggaran, banyak yang sepakat untuk fokus pada aksi swadaya terlebih dahulu sebelum membahas kebutuhan anggaran baru.

“Masalah tidak selalu harus selesai dengan uang, bisa juga dengan aksi bersama yang nyata. Kita gunakan semua unsur yang hadir untuk mencari solusi bersama,” tegasnya.(Andri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!