Mendesain Ulang Masa Depan Organisasi Melalui Transformasi Perkaderan

Penulis: Muh. Khusnul Mubarak (Ketua bidang penelitian dan pengembangan BPL HMI Palopo)

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – Di tengah dinamika zaman yang terus bergerak cepat mulai dari pesatnya perkembangan teknologi, perubahan cara pandang sosial, hingga tantangan organisasi yang semakin kompleks perkaderan tidak lagi dapat dipahami sebagai proses rutin semata.

Perkaderan merupakan usaha organisasi yang dilaksanakan secara sadar, sistematis, dan berkesinambungan untuk membentuk serta mengembangkan diri dan karakter kader. Landasan penyelenggaraan perkaderan tak lain adalah menanamkan spirit intelektual dan spiritual dalam menjalankan nilai-nilai organisasi.

Sebagai akar pertumbuhan, jantung, sekaligus mesin penggerak organisasi, perkaderan harus tetap relevan. Ia dituntut mampu membangun daya saing organisasi dan memperkuat keberlanjutan lembaga.

Sebagai organisasi kader, HMI perlu memastikan relevansi pola kaderisasi yang dijalankan. Proses yang selama ini berfokus pada penyeragaman dan transfer pengetahuan harus direkonstruksi agar dapat menjawab kebutuhan zaman.

Transformasi perkaderan menjadi sebuah keniscayaan, sebagaimana pandangan Cak Nur bahwa modernisasi adalah sesuatu yang tak terelakkan. “Modernisasi adalah rasionalisasi, bukan westernisasi.”

Transformasi ini bukan sekadar memperbarui materi atau mengganti metode, melainkan upaya menarik calon anggota tanpa menghilangkan filosofi, struktur, dan praktik pengembangan sumber daya manusia di tubuh organisasi.

Tujuannya jelas: melahirkan anggota yang adaptif, inovatif, berintegritas, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang relevan dengan tantangan abad ke-21. Kader masa depan harus dibekali bukan hanya kemampuan teknis, tetapi juga kecerdasan yang mumpuni, kematangan emosional, serta perilaku yang baik etos, patos, dan logos serta semangat dalam menjalankan nilai-nilai kebangsaan dan keumatan.