Dinas Pendidikan Lutim Akali SPPD 8 Guru SMP, Kegiatan 3 Hari Disuruh Tanda Tangan 5 Hari

LUWU TIMUR, INDEKSMEDIA.ID – Sejumlah guru mengeluhkan terkait tindakan Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Luwu Timur (Lutim), Lisnah yang menyuruhnya menandatangi Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) yang berbeda dengan kenyataannya.

Para guru diperintahkan menandatangani laporan pertanggujawaban perjalanan selama 5 hari, padahal kenyataanya kegiatan tersebut hanya berlangsung selama 3 hari.

Hal tersebut disampaikan seorang guru inisial JH (47). Menurutnya, tindakan tersebut adalah sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan seringkali menjadi akal-akalan Dinas Pendidikan.

“Secara formal, kegiatan hanya berlangsung di tanggal 5,6 dan 7 November 2025. Tapi kalau mau ki bertanda tangan 5 hari. Disitu letak masalahnya,” ucapnya kepada wartawan, Kamis (20/11/2025).

Menurutnya, perintah penandatangan tersebut pertama kali disampaikan oleh seorang staf Dinas Pendidikan Lutim bernama Reski.

Dalam pesan itu, Reski meminta agar para guru menandatangani SPPD selama 5 hari untuk menangkis selisih penggunaan anggaran saat membawa siswa SMP berloma di Makassar.

“Tabe bapak/ibu saya infokan ki juga sebelumnya kalau di kwitansi SPPD ta itu nilainya Rp 1.850.000 karena saya Surat Pertanggungjawaban (SPJ) kan selama 5 hari, tapi yang dikasi ki cuma 3 hari. Saya SPJkan 5 hari bapak/ibu karena untuk menutupi uang bus sama baju dll,” tulis Reski pada pesan tersebut.

JH menilai, alasan tersebut adalah kebohongan besar. Menurutnya, atribut para siswa tersebut dibawa langsung dari sekolah masing-masing.

“Kami pendamping cuma dikasi uang sebesar Rp 1.100.000 sementara dia melaporkan ke atas sebesar Rp 1.850.000 jadi selisih Rp 750.000, kalau kita kali 8 pendamping hasilnya Rp 6.000.000 itu sangat merugikan,” tegasnya.

“Ini pekerjaannya orang dinas kalau bawa guru dan siswa ke Makassar selalu begini kejadiannya,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan Lutim, Lisnah membenarkan terkait penambahan waktu pada SPJ tersebut.

Dia mengaku kalau selisih tersebut akan digunakan untuk membayar kekurangan bus dan baju kaos yang digunakan di lokasi kegiatan.

“Kemarin kami ke Makassar kan, yang 3 hari ini kami bayar full ke pendamping, yang 2 hari ini kami bayar untuk baju, bus dan makannya,” ucap Lisnah. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!