Mendagri Tito Sebut Luwu Utara dengan PAD Terlemah di Antara 22 Daerah di Sulsel

Menteri Dalam Negeri Tito Karnivian

MAKASSAR, INDEKSMEDIA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, menyoroti lemahnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di 22 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel). Ia menegaskan perlunya langkah konkret kepala daerah untuk menghidupkan sektor swasta sebagai penopang utama perekonomian daerah.

Hal ini disampaikan Tito usai memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur Sulsel, Kamis (11/9/2025). Menurutnya, hanya Kota Makassar dan Parepare yang menunjukkan pertumbuhan PAD relatif lebih baik dibandingkan daerah lain.

“Yang jadi sorotan saya adalah angka swasta, terutama di luar Kota Makassar dan Parepare, saya lihat PAD-nya relatif rendah,” ujar Tito.

Berdasarkan data yang disampaikan Mendagri, Provinsi Sulsel dan Kota Makassar masih berada dalam kategori fiskal sedang. Dalam total pendapatan Provinsi Sulsel, PAD menyumbang 49,63 persen sedangkan pendapatan transfer pusat rasionya 50,37 persen.

Kota Makassar mencatat kontribusi PAD sebesar 46,14 persen, dengan sisanya 53,86 persen berasal dari transfer pusat. Parepare juga menunjukkan tren pertumbuhan PAD, meski tetap berada dalam kategori fiskal lemah.

Sebaliknya, sejumlah daerah lain justru sangat bergantung pada transfer pemerintah pusat. Tiga daerah dengan fiskal terlemah yakni Luwu Utara, Enrekang, dan Toraja Utara:

  • Luwu Utara: PAD hanya menyumbang 9,70 persen, sementara transfer pusat mencapai 90,30 persen.
  • Enrekang: kontribusi PAD lebih rendah, yakni 8,32 persen dengan transfer pusat 91,68 persen.
  • Toraja Utara: menjadi yang terendah, PAD hanya 6,41 persen, sedangkan transfer pusat mendominasi 93,59 persen.

Dorongan Perkuat Sektor Swasta

Tito menekankan rendahnya PAD di 22 daerah Sulsel mencerminkan sektor swasta belum menjadi andalan utama. Karena itu, ia meminta kepala daerah untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif.

“Permudah perizinan, berikan insentif-insentif supaya UMKM, dunia swastanya bisa hidup, investasi bisa hidup. Kalau swasta hidup, otomatis pertumbuhan ekonominya akan baik, inflasinya baik, PAD juga akan bertambah,” tegas Tito.

Ia menambahkan, Makassar dan Parepare bisa menjadi contoh daerah lain dalam memacu PAD dengan memanfaatkan potensi sektor swasta.

Sementara itu, Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Sulsel, Reza Faisal Saleh, menuturkan pihaknya tetap berupaya mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan baik PAD maupun dana transfer daerah.

“Semua tetap kita optimalkan sama-sama. Belanja masih di belanja pegawai yang dominan dan belanja rutin, proyek belum. Kita upayakan dan selalu dorong percepatan-percepatan pendapatan dan belanja daerah di sisa tahun ini,” jelas Reza.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!