Ijazah Diduga Palsu Ditolak HRD IMIP, Pelamar di Morowali Pusing

Gie

MOROWALI, INDEKSMEDIA.ID – Seorang pelamar kerja di Morowali berinisial RM harus menelan kekecewaan setelah ijazah yang ia gunakan ditolak oleh tim HRD PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Penolakan itu terjadi lantaran dokumen pendidikan yang dibawanya dianggap tidak sah alias palsu.

Saat dikonfirmasi wartawan pada Rabu (20/8/2025), RM menceritakan bahwa dirinya sudah dua kali mencoba melamar kerja di IMIP namun selalu berakhir dengan kegagalan. Ia menyebut pihak HRD menolak berkasnya usai proses verifikasi dokumen yang mereka lakukan.

“Ijazahnya dibilang palsu sama HRD. Mereka bilang palsu karena blangkonya itu dikorek-korek. Kalau ijazahnya sendiri saya kurang tahu dapatnya, karena ada yang uruskan,” ujar RM.

RM mengaku kebingungan setelah kejadian itu. Ia merasa tidak memiliki jalan keluar lain, apalagi penolakan dengan alasan serupa sudah ia alami lebih dari sekali. Menurutnya, ia sudah berupaya sebaik mungkin untuk memenuhi syarat melamar, namun nasib berkata lain.

“Saya inikan melamar di Morowali, sudah dua kali ijazah ini dibilang palsu. Kalau memang palsu begitu yah, mau diapa lagi,” ungkapnya.

RM mengaku makin tertekan karena sudah menghabiskan modal hingga Rp3 juta untuk berangkat dari kampung ke Morowali dengan harapan bisa bekerja, namun justru berakhir menganggur.

“Ini juga saya pusing dari kampung modal 3 juta habis datang ke sini cuman nganggur padahal niat mau kerja,” keluhnya.

Berbeda dengan pengakuan RM, seorang perempuan berinisial D yang disebut sebagai pihak yang membantu mengurus ijazah itu membantah keras tudingan telah memberikan ijazah palsu. Ia menegaskan bahwa dokumen tersebut berasal langsung dari pihak sekolah.

“Asli, langsung ka dari kepala sekolah ambil. Ada memang jasa pembuatan ijazah, tapi tidak (ilegal) karena langsung kita ambil di kepala sekolah,” kata D.

D menjelaskan bahwa selama ini ia sudah banyak membantu orang lain mengurus ijazah serupa dan tidak pernah menemui masalah. Bahkan, menurutnya, dokumen yang diurus lewat jalurnya justru sudah banyak dipakai oleh pelamar kerja di IMIP.

“Dipakai semua di IMIP itu, ijazah paket dari Morowali. Belum pernah perasaan saya kasi ijazah palsu orang,” jelasnya.

Lebih lanjut, D menguraikan bahwa proses pengurusan ijazah biasanya dilakukan dengan sistem pembayaran uang muka atau DP. Hal itu, menurutnya, bukan bagian dari praktik ilegal, melainkan bentuk antisipasi agar tidak terjadi penipuan antar kedua belah pihak.

“Kalau prosesnya nda dibayar langsung. Cuma saya suruh pakai DP, takutnya dia lari, itupun ketemu di rumah. Tidak ada ji syarat lain. Inikan maksudnya buat di IMIP itu tidak pernah ditolak karena langsung dari kepala sekolah memang. Selama ini aman semua dipakai di IMIP itu,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!