Hujan dan Semangkok Bakso Mas Amir di Sudut Terminal Palopo

Gie Chia

PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – Namanya Amir, lelaki pekerja keras berkulit sawo matang, dengan karakter wajah ketimuran dan tinggi badan yang setara standar masyarakat Indonesia pada umumnya.

Dia satu-satunya lelaki yang telah 4 tahun lebih menghabiskan malamnya di sudut terminal Palopo. Bukan tanpa alasan, di sana Amir berjudi dengan nasibnya sendiri.

Amir merupakan sosok yang tidak begitu ramah, tidak pula begitu murung, dia seadanya. Satu hal yang pasti, dia begitu tekun menjalani kehidupannya.

Amir adalah seorang pedagang bakso yang mungkin tidak asing lagi bagi para sopir yang gemar mangkal di terminal. Bagaimana tidak, mobil jenis Van Zebra yang di gunakannya berjualan selalu terparkirkan rapi di antara bus dan angkutan umum lainnya.

Amir bukanlah pendatang, dia merupakan warga Kota Palopo asli. Jangan tanya bagaimana kata ‘Mas’ tercipta di depannya, kalian tahu semua penjual bakso ditanah Sulawesi kadang disebut demikian.

“Bakso mba?,” ucapnya seketika memecahkan keheningan hujan.

Matanya menatap penuh harap, bermandikan kepulan asap dan cahaya yang keluar dari dandang yang tutupnya terangkat. Amir menawarkan dagangannya itu.

Mungkin dosa, jika hujan kali ini kenikmatan itu terlewatkan. Saat itu juga, mulut mengiyakannya.

“Mau mie biasa atau intermi?,” kata yang tak beda dari pedagang bakso lainnya.

Amir kemudian fokus meracik bakso itu, tak beda dengan racikan pedagang lainnya. Hanya saja, hujan malam dan sudut terminal membuatnya terasa begitu nikmat.

Amir mengaku, mulai berjudi dengan nasibnya selepas magrib, dan berhenti ketika malam telah larut. Dia mendagangkan baksonya dengan harga Rp 10.000 rupiah setiap porsinya. Amir menyebut, mampu menghabiskan 230 porsi setiap harinya.

“Saya sudah jualan bakso sejak 1998, sudah mau 27 tahun. Tapi kalau jualan di sini sudah sekitaran 4 tahun,” katanya.

“Alhamdulillah, bisa menghabiskan 2,5 kilo adonan bakso dan menjual setidaknya 230 porsi perharinya,” syukurnya.

Jangan berharap lebih saat makan bakso disana, kursi duduk kalian tidaklah mewah. Tapi satu hal pasti, disana kalian bertemu dengan kenangan dan kesenangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Maaf Untuk Copy Berita Silahkan Hubungi Redaksi Kami!