INDEKS MEDIA LUWU RAYA

Berita Luwu Raya Hari Ini

Perayaan Maulid Bukan Sunnah, Tapi Ajang untuk Menghidupkan Sunnah

Oleh: Dr. H. Rukman Abdul Rahman Said, Lc. M.Th.I.

 

Bulan Maulid telah tiba, dan seperti biasanya, berbagai pandangan dan diskusi akan bermunculan terkait perayaan Maulid Nabi SAW. Sebagian kalangan menyambutnya dengan sukacita, penuh syukur, dan kegembiraan. Mereka merayakan kelahiran Nabi sebagai momen penuh cinta kepada Rasulullah yang membawa cahaya Islam ke dunia. Sementara itu, ada juga yang menilai perayaan ini sebagai sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat, sehingga dianggap tidak perlu bahkan keliru. Di tengah perbedaan pandangan ini, ada satu hal penting yang seharusnya menjadi renungan bagi kita semua: makna sejati dari mencintai Nabi SAW.

Perayaan Maulid Nabi bukan sekadar soal boleh atau tidak, tetapi lebih pada bagaimana kita memahami dan mengambil hikmah dari kehadiran beliau di dunia ini. Dalam konteks Maulid, kita diingatkan untuk merenungkan bagaimana Nabi Muhammad SAW menjadi teladan yang sempurna dalam menjalani kehidupan. Beliau adalah teladan dalam bersikap sabar, penuh kasih, dan adil kepada setiap makhluk, tanpa memandang latar belakang. Ini adalah momen bagi kita untuk menumbuhkan cinta kepada Nabi dengan meneladani akhlak dan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

 

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya, dan seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Cinta kepada Nabi bukan hanya dengan ungkapan lisan atau ritual perayaan semata, melainkan dengan pengamalan ajaran-ajaran beliau. Kita harus menjadikan peringatan Maulid sebagai sarana untuk memperbaiki diri, memperkuat iman, serta menghidupkan kembali sunnah-sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah.

Maulid Nabi bisa menjadi momentum untuk merefleksikan bagaimana kita menempatkan beliau sebagai teladan dalam segala aspek kehidupan. Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang menekankan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan kasih sayang. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

 

“Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…” (QS. Al-Ahzab: 21).

 

Perayaan Maulid seharusnya memotivasi kita untuk meneladani sifat-sifat beliau, seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kasih sayang terhadap sesama.

Bagi mereka yang menentang perayaan Maulid dengan alasan bid’ah atau tidak ada contohnya dari Nabi, perlu diingat bahwa esensi dari Maulid adalah sebagai bentuk rasa cinta dan penghormatan kepada Rasulullah. Seiring dengan itu, hendaknya perbedaan pandangan ini disikapi dengan bijaksana dan penuh toleransi. Setiap Muslim memiliki hak untuk mengekspresikan kecintaannya kepada Nabi dengan cara masing-masing. Saling menghormati dan menjaga persatuan umat adalah bagian dari ajaran Islam, dan sunnah yang harus selalu kita pegang teguh.

Pada akhirnya, mari kita jadikan peringatan Maulid Nabi ini sebagai sarana untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah dan Rasul-Nya. Bukan perdebatan yang perlu diperbesar, tetapi bagaimana kita bisa menjadikan momen ini untuk memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada sunnah Nabi. Merayakan Maulid intinya adalah bagaimana kita terus menumbuhkan cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan mengamalkan ajaran-ajarannya. Mari kita menjadikan Maulid sebagai pengingat untuk hidup dengan lebih bermartabat dan penuh kasih, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Dengan demikian, bulan Maulid bukan hanya sekadar perayaan, melainkan sebuah kesempatan untuk merefleksikan diri. Apakah kita sudah benar-benar mengikuti jejak langkah beliau? Ataukah masih ada sifat-sifat beliau yang belum kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari? Inilah saatnya kita menjawab panggilan cinta kepada Rasulullah dengan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih mencintai kebaikan, dan lebih peduli terhadap sesama.

Perayaan Maulid betul bukan sunnah, akan tetapi ia merupakan ajang untuk menghidupkan begitu banyak sunnah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini