Capai Angka 98 Persen Penanganan Stunting, Kota Palopo Masuk Zona Hijau se – Sulsel
PALOPO, INDEKSMEDIA.ID – TP PKK Kota Palopo, bersama Dinas Perikanan dan Dinas Kesehatan Kota Palopo kembali melakukan intervensi dalam rangka pencegahan stunting dengan melakukan Pemberian Makan Tambahan (PMT).
Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Kota Palopo, Hasnawati Asrul, secara simbolis memberikan makanan tambahan olahan pangan lokal dan susu untuk balita stunting dan Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), di Puskesmas Mungkajang, Senin (12/08/2024).
Hasnawati Asrul, pada kesempatan ini mengaku bersyukur bisa melakukan kegiatan yang diharapkan bisa membantu, khususnya bagi balita dan ibu hamil.
“Pencegahan stunting hendaknya dimulai sejak dini, yang dimulai sejak kehamilan dan dilakukan secara berkelanjutan untuk hasil yang jauh lebih efektif dibandingkan penanganan setelah stunting terjadi,” kata Hasnawati Asrul.
Hasnawati mengungkapkan, pihaknya mengupayakan untuk mencegah, karena kalau sudah mengobati, itu akan membutuhkan waktu.
“Nah kita mencegah dari Ibu hamil. Ibu hamil harus kita perhatikan untuk mencegah stunting ini,” katanya.
“Tentunya kita berharap kegiatan seperti ini tidak hanya dilakukan di Kecamatan Mungkajang saja, tapi juga di kecamatan-kecamatan lainya di Kota Palopo,” tandasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palopo, Irsan Anugrah, menyampaikan bahwa dari Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, Kota Palopo menjadi yang terendah angka stuntingnya yakni, 0,7 persen.
“Ini berkat seluruh stakeholder terkait. Hari ini kita melakukan lagi pemberian makanan tambahan tinggi protein dari Dinas aperikanan. Kami juga dari Dinas Kesehatan akan melakukan PMT. Jadi ada susu bagi balita dan ibu hamil,” kata Irsan Anugrah.
“Kota Palopo sudah masuk zona hijau, di angka 98 persen. Dari 24 Kabupaten dan Kota di Sulsel, baru ada sekitar empat belas yang masuk zona hijau, yang lainnya masih di zona kuning, atau belum mencapai angka 95 persen,” jelas Irsan.
Sementara itu, Kepada Dinas Perikanan Kota Palopo, Charlie, mengatakan, Dinas Perikanan melaksanakan intervensi stunting bersama stakeholder terkait untuk pencegahan dan memberikan protein dari ikan untuk anak-anak yang mengalami stunting.
Untuk mensiasati anak yang tidak suka makan Ikan, lanjut Charlie, Ikan tersebut diolah dan dijadikan makanan jenis lain seperti bakso (ikan), nugget, abon, kerupuk dan amplang.
“Selain pemberian makanan tambahan, kami juga berikan pelatihan diversifikasi olahan hasil perikanan bagi masyarakat berisiko stunting,” ujarnya. (*)
Tinggalkan Balasan