Inovasi Kampung Sayur Berintegritas, UM Palopo Gandeng YBS dan DLH Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah
PALOPO, INDEKS MEDIA – Yayasan Nirbala (Bumi Sawerigading Palopo) menggelar pelatihan pengelolaan sampah di Gedung Serba Guna, Kelurahan Rampoang, Kecamatan Bara. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka Kemendikbud RI Tahun 2024.
Pelatihan ini berlangsung pada Minggu (14/7/2024) dan merupakan wujud kerja sama antara Pemerintah Kota Palopo, Universitas Muhammadiyah Kota Palopo, Yayasan Bumi Sawerigading, dan masyarakat Kelurahan Rampoang, khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) Janur. Tujuan dari pelatihan ini adalah mendukung Program Inovasi Kampung Sayur dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan di Kota Palopo.
Wahyu, anggota tim sekaligus Ketua Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Muhammadiyah Palopo, mengemukakan beberapa alasan mengapa kegiatan ini penting dilaksanakan.
“Sampah merupakan sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa tingginya persentase sampah yang belum dikelola disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk, sehingga timbulan sampah terus meningkat. Minimnya armada pengangkut sampah juga menjadi salah satu faktor sulitnya mengatasi permasalahan sampah di Kota Palopo.
“Minimnya armada pengangkut sampah dan terjadinya penimbunan sampah pada tempat yang tidak seharusnya karena terbatasnya tempat pembuangan sampah,” ungkapnya.
Wahyu menambahkan bahwa peran masyarakat dalam pengelolaan sampah di sumbernya masih perlu ditingkatkan. Kota Palopo menghasilkan timbulan sampah tahunan sebanyak 34.187,91 ton dan timbulan sampah harian sebanyak 93,67 ton. Komposisi sampah di Kota Palopo pada tahun 2022 adalah sisa makanan 30%, kertas-karton 20%, kayu-ranting 20%, plastik 20%, logam 8%, dan lainnya 2%.
“Kondisi sampah perkotaan mendorong pemerintah untuk mencari cara mengelola sampah serta memperbaiki kondisi lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat dan berkualitas. Salah satu solusinya adalah menerapkan Zero Waste,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Lurah Rampoang, Harumin, menjelaskan bahwa perencanaan kegiatan ini telah dilakukan dengan serius sejak tahun 2023, setelah kegiatan urban farming yang dilakukan oleh tim akademisi UM Palopo.
“Perencanaan kegiatan ini bukan kegiatan asal buat, tapi sudah dirancang dari tahun 2023 setelah kegiatan urban farming yang dilakukan oleh tim akademisi UM Palopo,” katanya.
Harumin mengungkapkan bahwa meyakinkan pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk memperoleh dana hibah demi menjalankan program kampung sayur bukanlah hal yang mudah.
“Saya menyadari bahwa betapa sulitnya meyakinkan pihak Kemendikbudristek RI untuk mewujudkan kampung sayur. Banyak dosen bergelar panjang, tapi belum tentu bisa meyakinkan mereka untuk mendapatkan dana hibah untuk pengabdian masyarakat,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa dirinya bahkan mengikuti langsung pengujian proposal kegiatan oleh Kemendikbudristek RI dan diberikan beberapa pertanyaan.
“Dengan berbagi bidang keahlian tim, akhirnya tim akademisi dapat meyakinkan pihak Kemendikbudristek RI. Hanya satu item yang tidak disetujui, yaitu pengecatan pagar rumah,” terangnya.
Harumin menekankan bahwa segala yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan proposal tanpa dikurangi atau dihilangkan, karena pemeriksaannya sangat ketat.
“Saya mengajak kita semua warga Kampung Sayur untuk memanfaatkan dan merawat aset yang telah diberikan dengan sebaik-baiknya. Merawat lebih sulit daripada mendapatkan aset tersebut, tapi saya percaya dan yakin kepada masyarakat di RW04 bisa melakukannya,” tandasnya.
Tinggalkan Balasan